Sudah hampir 6 bulan kepergian Bapak saya (Almarhum H. Hamma Ali Mona) kembali kepangkuan ALLAH SWT. Dimana beliau meninggalkan Kami dan sanak keluarga yang begitu tenang, damai, dan bahkan mengesankan sehingga memberikan hikmah tersendiri. Selama 40 hari sebelum kematiannya, beliau telah berpesan dan menyelesaikan segala urusannya dengan menyampaikan kepada keluarga kami, baik dari segi ucapan, perbuatan, maupun isyarat. Beliau wafat di umur 73 Tahun tepatnya hari Sabtu, 9 Maret 2013 di RSUD Polewali Mandar dan langsung dibawah ke rumah duka untuk proses pemakaman hari itu juga.
Adapun kesan beliau saat menjelang kepergiannya, beliau lebih banyak berpesan mengenai kewajiban melaksanakan/laksanakanlah/utamakanlah ibadah sholat 5 waktu serta jaga dan pergunakanlah sebaik-baiknya 5 perkara sebelum datangnya 5 perkara, yakni; sehat sebelum sakit, lapang sebelum sempit, kaya sebelum miskin, muda sebelum tua, serta hidup sebelum mati. Ini masih beliau sempat sampaikan beberapa jam sebelumnya saat beliau wafat dengan memberikan isyarat dengan mengangkat tangannya lalu menunjukkan 5 jarinya kepada kami. Kini beliau telah pergi mendahului kita kembali kepangkuan Ilahi.
Sejak kepergiannya, rasa kehilangan itu selalu ada dibenak saya, dan selalu terbayang bentuk, sifat, ucapan, kebiasaan, dan tingkah-lakunya saat kami hidup bersama selama bertahun-tahun. Bukan hanya dalam keadaan sadar, dalam tidurpun saya selalu memimpikannya... seungguh saya sangat merindukan beliau...!!! Demikian pula malam ini (21/08/2013 - 11.00 PM), kembali aku mempimpikannya. Dimana beliau secara fasih dan jelas berbicara kepada saya tentang kedatangannya menemui kami, lalu beliau juga sempat menyampikan 1 ayat Al-Quran yakni dalam Surah Al-'A'la Ayat 17:
Artinya:
"sedang kehidupan akhirat adalah lebih baik dan lebih kekal"
Setelah beliau mengucapkan beberapa kata dan 1 ayat Al-Quran tersebut, saya tiba-tiba terbangun lalu mengirimkan/membacakan Surah Al-Fatihah kepada beliau. Namun herannya setelah membaca Surah Al-Fatihah, saya tertidur kembali, dan kembali bermimpi yang merupakan lanjutan dari kedatangannya menemui kami dimana lanjutan mimpi ini beliau pamit untuk kembali ke alamnya. Beliau menemui Ibunda/mama (Hj. Hamidah) yang saat ini beliau sakit dan barusan tadi sore kami membawanya ke dokter praktek untuk pemeriksaan. Saya mendengar mereka berbincang, karena dalam mimpi saya yang kedua ini saya sedang berbaring di kamar. Setelah beliau pamitan kepada mama saya, beliau juga mendatangi saya, dan dalam mimpi saya terbangun dan tidak melihat atau mendengarkan sesuatu yang aneh, melainkan perasaan dan respon pada tubuh saya lah yang merasakan jika dia ada didekatku untuk berpamitan kepada saya. Dari perasaan tersebut, dengan perkataan, saya menyetujui keinginannya untuk kembali ke alamnya. Setelah perkataan itu terlontarkan, tiba-tiba tubuh saya seakan-akan ada yang merebahkan untuk kembali berbaring seperti semula. Setelah cara berbaring saya sempurna atau seperti semula maka inilah yang membuat saya kembali terperanjak dari mimpiku yang kedua ini, lalu kembali membacakan Surah Al-Fatihah untuk Bapakku (H. Hamma Ali Mona) serta mendoakannya....
Selama ini saya selalu berharap dan memohon kepada ALLAH SWT agar kebersamaan Kami sekeluarga di Dunia terwujud pula di Akhirat Kelak.... Jika Kebahagiaan yang kita rasakan bersama keluarga di Dunia, Lebih nikmat kebahagiaan itu di akhirat kelak; bercanda, bermain-bersama, saling menyangi, yang seringkali memandangi kita dengan penuh rasa perhatian dan kasih sayang terhadap orang tua kepada anaknya begitu pula kami sebagai anak sering kali memandang demikian disaat beliau sedang beraktivitas, makan, tidur, dan pada saat beliau tak berdaya karena sakit (saat di dunia).
Bismillahir Rahmaanir Rahiim.
Dengan nama Allah Yang Maha Pemurah Lagi Maha Penyayang.
1. Sabbihis ma rabbikal a’laa.
Sucikanlah nama Tuhanmu Yang Maha Tinggi.
2. Alladzii khalaqa fa sawwaa.
Yang menciptakan dan menyempurnakan-(nya).
3. Wal ladzii qaddara fa hadaa.
Dan yang menentukan lalu menunjukkan.
4. Wal ladzii akhrajal mar’aa.
Dan yang menumbuhkan tumbuh-tumbuhan.
5. Fa ja’alahuu ghutsaa-an ahwaa.
Lalu dijadikannya tumbuh-tumbuhan itu kering kehitam-hitaman.
6. Sanuqri-aka fa laa tansaa.
Akan Kami bacakan kepadamu maka kamu tidak lupa.
7. Illa maa syaa-allaah[u] inaahuu ya’lamul jahra wamaa yakhfaa.
Kecuali apa yang dikehendaki Allah. Sesungguhnya Dia mengetahui apa yang terang dan yang tersembunyi.
8. Wa nusyassiruka lil yusraa.
Dan akan Kami mudahkan bagimu jalan yang mudah.
9. Fa dzakkir in nafa’atidz dzikraa.
Maka peringatkanlah karena peringatan itu berguna.
10. Sayadzdzakaru may yakhsyaa.
Orang yang takut (kepada Nya) akan memperoleh pelajaran.
Dengan nama Allah Yang Maha Pemurah Lagi Maha Penyayang.
1. Sabbihis ma rabbikal a’laa.
Sucikanlah nama Tuhanmu Yang Maha Tinggi.
2. Alladzii khalaqa fa sawwaa.
Yang menciptakan dan menyempurnakan-(nya).
3. Wal ladzii qaddara fa hadaa.
Dan yang menentukan lalu menunjukkan.
4. Wal ladzii akhrajal mar’aa.
Dan yang menumbuhkan tumbuh-tumbuhan.
5. Fa ja’alahuu ghutsaa-an ahwaa.
Lalu dijadikannya tumbuh-tumbuhan itu kering kehitam-hitaman.
6. Sanuqri-aka fa laa tansaa.
Akan Kami bacakan kepadamu maka kamu tidak lupa.
7. Illa maa syaa-allaah[u] inaahuu ya’lamul jahra wamaa yakhfaa.
Kecuali apa yang dikehendaki Allah. Sesungguhnya Dia mengetahui apa yang terang dan yang tersembunyi.
8. Wa nusyassiruka lil yusraa.
Dan akan Kami mudahkan bagimu jalan yang mudah.
9. Fa dzakkir in nafa’atidz dzikraa.
Maka peringatkanlah karena peringatan itu berguna.
10. Sayadzdzakaru may yakhsyaa.
Orang yang takut (kepada Nya) akan memperoleh pelajaran.
11. Wa yatajannabuhal asyqaa.
Dan orang-orang yang celaka akan menjauhinya.
12. Alladzii yashlan naaral kubraa.
Orang yang akan masuk api yang besar.
13. Tsumma laa yamuutu fiiha walaa yahyaa.
Kemudian di dalamnya ia tidak mati dan tidak hidup.
14. Qad aflaha man tazakkaa.
Sungguh beruntunglah orang yang membersihkan diri (dari kafir dan durhaka).
15. Wa dzakaras ma rabbihii fashallaa.
Dan ia ingat nama Tuhannya lalu bersembahyang.
16. Bal tu tsiruunal hayaatad dunyaa.
Namun kamu (orang-orang kafir) mengutamakan dunia.
17. Wal aakhiratu khairuw wa abqaa.
Padahal akhirat itu lebih baik dan kekal.
18. Inna haadzaa lafish shuhufil uulaa.
Sesungguhnya ini benar-benar ada dalam lembaran-lembaran (kitab-kitab) yang terdahulu.
19. Shuhufi Ibraahiima wa Muusaa.
Yaitu lembaran-lembaran (kitab-kitab) Ibrahim dan Musa.